KOMPAS.com – Berawal dari hobi membuat tas kulit untuk dipakai sendiri, Umbul Ramadhan (38) asal Yogyakarta tidak menyangka banyak orang yang menyukai dan memesan tas kulit buatannya.
Akhirnya, Umbul mulai mengerjakan produk pesanan dan berhenti bekerja di kantor, karena orderan mulai banyak dan merasa waktunya tak cukup jika harus bekerja di kantor.
Berjalannya waktu membuat bisnis tas kulit milik Umbul, yang awalnya bisnis ritel menjadi bisnis yang berfokus ke souvenir corporate dari produk kulit sapi, meski tetap melayani ritel.
“Kita fokusnya ke pemerintah dan perusahaan. Hal yang membedakan dengan pesaing itu dari segi waktu, karena pemerintah sendiri kalau order mepet waktunya,” kata Umbul ketika dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (29/3/23).
Baca juga: Flame Leather, UMKM Purworejo Olah Kulit Sapi hingga Beromzet Belasan Juta Rupiah
“Selain itu desain, di mana kita selalu membuat produk baru setiap bulan dan bisa custom. Lalu, harga yang diberikan juga lebih kompetitif,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, alasannya memilih market pemerintah dan perusahaan karena orderan yang diterima dalam jumlah banyak, di sisi lain ilmu marketing di pekerjaan sebelumnya juga bisa terpakai karena bertemu dengan bagian pengadaan.
Bisnis yang berdiri di tahun 2016 ini memiliki toko offline di desa wisata Jipangan Bangunjiwo Bantul, Yogyakarta.
Dengan nama brand Quwalli Leather, Umbul sudah banyak memproduksi souvenir, seperti name tag holder, dompet, dan gantungan kunci.
“Modal awal menggunakan tabungan sendiri, karena awalnya hobi hanya membutuhkan sekitar Rp 2 juta, tetapi setelah bisnis berjalan mengajukan pinjaman ke bank sebanyak Rp 15 juta,” kata Umbul saat ditanya soal modal merintis bisnis.
Baca juga: Keewa, Bisnis Sepatu Kulit asal Yogya yang Menembus Pasar Luar Negeri
Ia mengungkapkan, riset marketnya memiliki risiko yang minim karena tidak menimbun banyak barang.
Di mana setiap ada orderan masuk baru diproduksi dan setelah barang jadi, baru dilakukan pembayaran, sehingga tidak membutuhkan modal yang banyak.
Ketika ditanya pendapatan, ia mengaku perbulan tidak merata, karena orderan menumpuk di akhir tahun. Omzet tertinggi yang didapatkan selama setahun sekitar hampir Rp 2 miliar rupiah di tahun 2022.
Hal itu disebabkan karena bersamaan dengan momen pemerintah menggencarkan program belanja ke UMKM. Selain itu, pemerintah juga membuat beberapa marketplace, seperti Mbizmarket.
“Dengan marketplace, bagian pengadaan terhindar dari customer nakal dan pembayaran yang melebihi jatuh tempo. Melalui marketplace kita sama-sama enak, karena saya di-deadline, bagian pengadaan juga harus di-deadline untuk perjanjian pembayarannya harus kapan,” kata Umbul.
Baca juga: Kisah Krisna Pratama Ubah Kayu Bekas Perahu Jadi Bisnis Furnitur
Hingga saat ini, Umbul mengungkap, orderan paling banyak yang ia terima dari pulau Sumatera dan Kalimantan.
"Pernah juga ada order dari perusahaan Singapura," ujarnya.
Ke depannya ia berharap, belanja produk UMKM lebih digencarkan dan pemerintah lebih sering mengadakan pameran, terutama di kelas Internasional, sehingga bisa menjadi kesempatan bagi UMKM di daerah untuk lebih berkembang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya