Sejak itu, Dimsum Uma Yum Cha menjadi ramai. Orang-orang mulai mengantre sejak jam 4 sore.
Diakui Uma, hal ini tak pernah terbayang olehnya. Pasalnya, ia memang baru membuka warung dimsum setelah pulang bekerja.
"Jadi yang awalnya saya pikir bisa santai pulang kerja, lalu sambil siap-siap buka warung dimsum, sambil ngobrol sama teman, ternyata jam 4 sore itu sudah ada yang ngantre," ceritanya.
Baca juga: 7 Langkah Cerdas Mengelola Stok Bahan Baku dalam Bisnis Kuliner
Namun, viralnya Dimsum Uma Yum Cha, membuat Uma bisa membuka cabang baru di Gor Klebengan, Yogyakarta. Selain itu, Uma juga membuka cabang di Solo, Magelang, dan berbagai daerah lainnya.
Uma yang semula hanya menjual 100 hingga 200 buah dimsum per hari, kini bisa menjual 1.000 hingga 1.500 dimsum per hari di tiap outlet.
Pria asli Yogya ini mengaku, bahwa strategi bisnis yang dilakukannya yakni membuat harga yang terjangkau dan memanfaatkan sistem promosi mulut ke mulut dari orang-orang sekitar.
Baca juga: 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Merintis Bisnis Kuliner
Harga dimsum yang dijual oleh Uma yaitu Rp 3.000 rupiah per buahnya. Harga ini berlaku di seluruh outlet dan ia meyakini harga tersebut terjangkau oleh banyak orang.
"Saya dulu juga mahasiswa dan paham kalau harga itu jadi instrumen yang sensitif, terutama di Jogja. Jadi sebisa mungkin saya buat harganya itu terjangkau," ucap lulusan Ekonomi UGM tersebut.
Lebih lanjut, Uma menyebut bahwa dirinya tidak melakukan promo atau iklan secara berlebihan.
Baca juga: Pemilik Kalav Burger Bagikan 3 Tips Strategi Marketing untuk Bisnis Kuliner
Hal ini disebabkan, karena pada mulanya ia memang tidak menjadikan Dimsum Uma Yum Cha sebagai lahan untuk meraih keuntungan yang besar.
"Setting-an awalnya kan memang bukan gimana caranya dimsum ini jadi bisnis yang ramai, tetapi jadi tempat saya bisa ketemu dan ngobrol dengan teman-teman. Atau juga untuk orang lain bisa nongkrong di sana," ungkapnya.
Namun demikian, Uma memastikan dimsum yang disajikan di tiap cabang miliknya memiliki rasa dan kualitas yang sama.
Baca juga: 4 Alasan Pentingnya Inovasi Saat Merintis Bisnis Kuliner
Caranya adalah dengan selalu melakukan controlling. Uma selalu melakukan kontrol ke setiap outlet. Ia memastikan, dimsum dalam kondisi fresh saat dijual di tiap outlet.
"Jadi kita terus melakukan controlling. Kalau misal waktu sampai outlet ternyata sudah tidak fresh, berarti ada masalah di dapur kita. Nah itu selalu kita pantau," katanya menutup percakapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.