JAKARTA, KOMPAS.com - Ika Puspa Sari, pemilik toko Al-Mubarokah Herbal telah meraih kesuksesan di dunia bisnis online yang penuh tantangan. Awalnya, Ika menjadi reseller di Lazada sejak tahun 2017. Melihat prospek dan peluang yang menjanjikan dalam bisnis online, Ika memutuskan untuk mengembangkan bisnis online-nya dengan brand sendiri.
Bersama suaminya, Supriyadi, Ika mendirikan toko ini pada 2018, menjual produk-produk herbal seperti madu dan kurma. Saat ini, produknya sudah sangat laris, masuk orderan ribuan bungkus dalam sehari sudah menjadi rutinitas baginya.
Pada acara Media Gathering Lazada Level Up 2024 di Jakarta, Ika membagikan rahasia suksesnya agar pebisnis pemula bisa bertahan dan berkembang di pasar digital.
Baca juga: Usaha Ingin Naik Kelas? Simak Tips dari Ketua Komunitas Lazada Berikut
Prinsip “cari jeneng, jangan cari jenang” atau “cari nama, jangan cari materi” menjadi mantra utama Ika dalam mengelola Al-Mubarokah Herbal. Bagi Ika, membangun nama atau branding yang kuat lebih penting daripada fokus pada keuntungan semata.
“Branding adalah pintu pembuka untuk pertumbuhan bisnis. Saya ingin konsumen mengasosiasikan madu dengan Al-Mubarokah,” jelas Ika (25/10/2024).
Baca juga: Lazada Implementasikan Langkah Go Green Untuk Industri E-commerce
Lebih lanjut Ika menjelaskan, brand yang telah dikenal dan dipercaya konsumen akan lebih mudah mendatangkan keuntungan material. Sementara brand yang hanya berfokus pada angka atau nilai material cenderung kehilangan daya tariknya dalam jangka panjang.
Maka dari itu, dengan membangun reputasi yang baik, keuntungan akan mengikuti seiring dengan meningkatnya kepercayaan konsumen.
Memutuskan banting setir dari karir sebelumnya sebagai dosen kebidanan, Ika menekankan pentingnya kesiapan mental. Berbisnis online membutuhkan komitmen dan fokus, sehingga keputusan besar baginya untuk benar-benar menggeluti industri bisnis ini.
Baca juga: VP Business Development Lazada Bagikan 4 Tips Sukses Membangun UMKM
“Banyak yang bertanya, ‘Yakin bisa mencukupi kebutuhan keluarga hanya dari jualan online?’. Padahal omzet saya sehari bisa lebih dari gaji sebulan,” ungkap Ika.
Menurutnya, modal utama dalam membangun bisnis adalah mentalitas yang kuat dan kemauan untuk terus belajar. Karena mental itu perlu dibangun dalam diri seorang pengusaha.
“Modal rupiah itu kecil dan bisa dicari, tapi mentalitas itu tak bisa dibayar,” pungkasnya.
Berawal dari menjadi reseller, Ika kemudian memilih berbisnis madu setelah melihat adanya peluang pasar dan kesesuaian dengan latar belakang kesehatannya. Pemilihan produk yang tepat dan sesuai keahlian merupakan langkah penting untuk memasuki bisnis dengan peluang yang baik.
Baca juga: 8 Keuntungan Menjadi Penjual Di Lazada, Pebisnis Wajib Tahu
“Orang sakit tidak selalu langsung ke dokter. Mereka mencari alternatif yang aman seperti madu,” tutur Ika.
Usut punya usut, dulu pada saat menjadi reseller di tahun 2017, Ika juga menjual produk madu tetapi khusus untuk anak-anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara. Sementara produk madu Al-Mubarokah yang ia buat saat ini bisa dikonsumsi untuk semua usia.
Untuk memastikan minat pasar terhadap produknya, Ika selalu melakukan tes pasar. Misalnya, saat menjadi reseller ia menjual 20 botol madu khusus anak dengan speech delay yang langsung terjual habis, menunjukkan minat konsumen yang tinggi.
Baca juga: Lazada Indonesia Fokus Bantu UMKM Beradaptasi di Era Digital