Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bayu Membuat Produk dari Sorgum hingga Diekspor ke AS

Kompas.com - 28/05/2024, 09:30 WIB
Alfiana Rosyidah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebelum munculnya beras sebagai bahan pangan pokok di Indonesia, rupanya ada bahan pangan lain yang sempat dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satunya yaitu sorgum yang dikenal sebagai bahan pangan alternatif. 

Jumlah sorgum yang semakin sedikit setiap tahunnya, membuka peluang bisnis bagi Muhammad Bayu Hermawan.

Ia mulai mendirikan bisnis Tambiyaku yang berupaya menghasilkan produk-produk dari tanaman sorgum dan telah ekspor hingga ke Amerika.

Dalam acara Bronis UMKM Kompas.com pada Jumat (24/5/2024), Bayu membagikan ceritanya selama menjalankan bisnis Tambiyaku. Termasuk awal mula ia tertarik dengan sorgum serta hambatan yang sempat dihadapi.

Baca juga: Kisah Mama Neli Jumpa, Merawat Tradisi UMKM Pangan Lokal Manggarai Timur

Kenal Sorgum dari Kudapan Buatan Nenek

Saat berada dalam masa kecilnya, Bayu rupanya sudah kenal dengan sorgum dari neneknya. Ia menyebut neneknya suka membuat kudapan yang terbuat dari sorgum. Namun ketika remaja, ia mengetahui sorgum sudah mulai tidak ada lagi.

"Kenal sorgum itu dari nenek. Dulu nenek suka bikin kudapan dari sorgum. Terus waktu remaja tanya ke orang tua ternyata sorgum udah mulai enggak ada," ucapnya.

Berdasarkan hal tersebut, akhirnya Bayu berkeinginan untuk mengembalikan keberadaan sorgum. Ia mulai melakukan riset mengenai sorgum dari tahun 2015. 

Baca juga: Kisah Sukses Zailani dan Bukit Asam Budidaya Tanaman Berbasis Otomasi yang Ramah Lingkungan

"Risetnya dilakukan sendiri, ya. Mulai dari cara menanam dan membajak. Semua serba sendiri," jelas Bayu. 

Lebih lanjut, nama Tambiyaku yang menjadi branding bisnisnya diambil dari bahasa Dayak yang berarti "nenekku". Hal ini berkaitan dengan cerita awal Bayu mengenal sorgum dari neneknya. 

Kerja Sama dengan MasterChef, Baim Wong, dan Ade Rai

Ketika merintis bisnis Tambiyaku, Bayu menyebut ada tantangan yang ia rasakan. Selain soal hama-hama yang mengganggu tanaman sorgum, kendala juga muncul dari kalangan masyarakat sendiri. 

Baca juga: Produk UMKM Pot Tanaman Serabut Kelapa Tembus Ekspor ke Jepang

"Tantangannya itu ada hama-hama tanaman sorgum, terus juga orang-orang belum familiar dengan tanaman sorgum sehingga perlu diedukasi," tuturnya. 

Edukasi yang Bayu lakukan yaitu dengan membuat produk pangan yang dekat dengan masyarakat terlebih dahulu. Misalnya membuat beras, tepung, popcorn, bahkan pakan ternak sapi. 

Kecap manis dari biji sorgum, produksi TambiyakuYoutube - Kompas.com Kecap manis dari biji sorgum, produksi Tambiyaku

"Lalu juga tanaman sorgum itu kami manfaatkan air niranya. Nanti diolah menjadi gula dan kecap," sambungnya.

Baca juga: Elliyina Sukses Kembangkan Bisnis Camilan dan Gandeng Ratusan Mitra

Selain itu, ada cara lain yang dilakukan oleh Bayu untuk mengedukasi masyarakat, yaitu dengan masuk ke bazar atau pameran. Bahkan, ia juga sempat bekerja sama dengan acara Grand Final Masterchef pada tahun 2020. 

"Terus kami juga pernah kerja sama dengan Baim Wong dan Ade Rai. Cara-cara ini kami lakukan supaya bisa mengenalkan sorgum ke masyarakat luas," tambah Bayu. 

Berkomitmen Menyelamatkan Keberlanjutan Sorgum

Ketika ditanya soal pelaku UMKM yang harus menjaga keberlanjutan penyelamatan lingkungan, Bayu menyebut dirinya sebagai pelaku usaha telah melakukan hal tersebut. Hal ini terlihat dari upayanya untuk terus mengenalkan sorgum pada khalayak umum. 

Baca juga: Kisah Murniati, Mantan Pegawai Kantoran yang Kini Sukses Berbisnis Camilan Olahan Nanas Madu

"Jadi kami berkomitmen untuk terus menyelamatkan keberlanjutan keselamatan lingkungan, khususnya dari Tambiyaku sendiri," tuturnya. 

Bayu juga mengatakan bisnis tidak hanya dijalankan satu sampai tiga tahun ke depan, tetapi untuk diteruskan ke anak cucu. Oleh karena itu, penting ada upaya dari pemilik bisnis untuk menjaga keberlanjutan keselamatan lingkungan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com