Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Devisa Kakao di Jembrana Bali Raih Penghargaan dari Lembaga di Belanda

Kompas.com - 19/02/2024, 15:03 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Desa Devisa Kakao Jembrana, Bali, memperoleh penghargaan yaitu Cacao of Excellence Silver Award dari Alliance of Bioversity International dan the International Center for Tropical Agriculture di Amsterdam, Belanda.

Penghargaan tersebut merupakan pengakuan atas keunggulan dan kualitas biji kakao asal Jembrana, Bali.

Pembina Desa Devisa Kakao Jembrana, Agung Widiastuti menuturkan bahwa pengakuan ini memberikan visibilitas bagi karya dan kualitas kakao mereka, serta meningkatkan nilai upaya mereka dalam praktik pertanian kakao yang berkelanjutan.

Baca juga: "Sehebat-hebatnya Kita Buat Produk tapi Dikemas Biasa, maka Orang Tak Mudah Yakin..."

"Kami sangat bangga menerima Penghargaan Perak dari Penghargaan Cacao of Excellence. Pencapaian ini menegaskan komitmen kami dalam menghasilkan kakao berkualitas tinggi dan berkontribusi dalam mempromosikan produksi kakao yang berkelanjutan," kata dia dalam keterangan resminya pekan lalu.

Desa Devisa Kakao Jembrana merupakan Desa Devisa pertama yang mendapatkan pendampingan dari LPEI sejak tahun 2012. Para petani kakao di Jembrana mendapatkan pendampingan dan pelatihan untuk menghasilkan produk kakao berkualitas dan menembus pasar ekspor.

Desa Devisa Kakao Jembrana telah dikenal dunia sebagai penghasil biji kakao fermentasi terbaik dunia versi Cacao of Excellence 2017.

 

Desa Devisa Kakao Jembrana tersebut merupakan desa binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Ilham Mustafa mengungkapkan pihaknya berupaya mendorong berbagai desa yang memiliki potensi ekspor mampu menembus pasar global.

"LPEI terus mendorong program Desa Devisa sebagai wadah pembimbingan agar mampu menembus pasar ekspor dunia, sebagai bagian dari upaya LPEI untuk implementasi ESG dengan membangun ekosistem ekspor yang solid dan berkelanjutan," kata dia dalam keterangan resmi pekan lalu.

Ilham menyatakan pihaknya juga memperhatikan manfaat ganda yang diciptakan terhadap ekonomi, masyarakat, dan lingkungan dari pembagunan kapasitas yang dilakukan para pelaku usaha di program Desa Devisa

Cacao of Excellence Award diselenggarakan oleh Alliance of Bioversity International dan the International Center for Tropical Agriculture (CIAT), dengan tujuan untuk mendorong transformasi industri kakao untuk terus berinovasi, menciptakan keunggulan kakao, dan menerapkan bisnis yang berkelanjutan.

Tim panelis yang terdiri dari 32 ahli, termasuk pakar pembuat cokelat, spesialis evaluasi sensorik, dan ahli asal biji cokelat menilai 222 sampel biji kakao dari 52 negara peserta dari seluruh dunia seperti Afrika dan Samudra Hindia, Asia-Pasifik, Amerika Tengah dan Karibia, serta Amerika Selatan.

Baca juga: Tertarik Membangun Usaha Sendiri? Ketahui 5 Keuntungan Wirausaha

 

Setelah melalui proses evaluasi yang ketat, 50 nominasi teratas memenuhi syarat untuk Penghargaan Emas, Perak, dan Perunggu.

Sementara itu Market Intelligence & Lead Chief Specialist LPEI, Rini Satriani menjelaskan komoditas kakao dan produk olahan Indonesia memiliki daya saing yang kompetitif didorong oleh kualitas cita rasa yang baik, serta memiliki tekstur yang tidak mudah meleleh.

Hal ini sangat dibutuhkan dalam industri pengolahan cokelat, hingga industri kosmetik dan farmasi. Contoh saja Koperasi Kerta Semaya Samaniya pada tahun 2023 tercatat berhasil melakukan ekspor senilai Rp1,5 Miliar ke negara tujuan Belgia, Perancis, Italia dan Jepang,” kata Rini Satriani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com